Lahan miring atau berlereng merupakan area pertanian yang paling rentan terhadap erosi, di mana air hujan membawa lapisan tanah atas yang subur, mengurangi produktivitas lahan secara drastis dari waktu ke waktu. Untuk menjaga keberlanjutan lahan ini, Teknik Konservasi Tanah dan air yang terencana dan terintegrasi menjadi sangat penting. Teknik Konservasi Tanah bertujuan untuk memperlambat aliran air permukaan, memaksimalkan penyerapan air ke dalam tanah, dan melindungi permukaan tanah dari dampak langsung curah hujan. Teknik Konservasi Tanah ini adalah Perawatan Lahan esensial untuk menjamin stabilitas ekologis dan hasil panen.

Salah satu Teknik Konservasi Tanah yang paling umum dan efektif untuk lahan miring adalah pembangunan terasering. Terasering mengubah kemiringan yang panjang menjadi serangkaian langkah horizontal yang pendek, yang secara fisik memotong panjang lereng dan mencegah air mengalir lurus ke bawah. Jenis teras, seperti teras bangku atau teras gulud, dipilih berdasarkan tingkat kemiringan. Selain itu, Metode Alami seperti penanaman tanaman penutup tanah (cover crops) atau contour planting (menanam tanaman mengikuti garis kontur) sangat efektif. Penanaman kontur memastikan barisan tanaman bertindak sebagai penghalang alami, memperlambat kecepatan air dan menahan partikel tanah.

Penggunaan Vetiver Grass (rumput vetiver) juga merupakan Solusi Lokal dan bio-engineering yang populer. Rumput vetiver ditanam sebagai pagar hidup di sepanjang garis kontur. Sistem perakarannya yang padat dan dalam berfungsi sebagai dinding penahan air alami di bawah permukaan, secara efektif mengurangi erosi parit dan menjaga struktur tanah. Menurut laporan dari Pusat Penelitian Tanah Pertanian, yang dipublikasikan pada 15 Mei 2026, plot demonstrasi yang menggunakan Vetiver Grass menunjukkan pengurangan kehilangan tanah akibat erosi hingga 70% dibandingkan plot tanpa intervensi.

Dengan Menerapkan Sistem Pertanian yang memasukkan terasering, penanaman kontur, dan vegetasi penutup, petani tidak hanya mengatasi erosi tetapi juga meningkatkan Metode Efisiensi penyerapan air. Hal ini menghasilkan tanah yang lebih sehat, yang mampu mendukung pertumbuhan Bibit Berkualitas dan menjamin produktivitas pertanian yang berkelanjutan di lahan-lahan yang paling rentan sekalipun.